Selasa, 14 Februari 2012

Bukan APA-APA

Andai sehari tak hanya 24 jam... Andai seminggu tak hanya 7 hari... Mungkin kau punya sedikit waktu. Hanya untuk kita bertemu. Namun hatiku bukan batu, dan menunggu bukan keahlianku
Aku terlalu pandai menghitung, hingga lelah itu muncul.... Sampai pada akhirnya... ku berfikir bahwa mungkin bagimu ini hanya sebuah permainan, permainan "harapan"... Berharap apa????
Tanpa sadar kau beri harapan... Indah diawal... Namun pada akhirnya ku tersadar... Ini hanya sekedar pengisi "waktu kosong"ku... Hanya sekedar agar ku tak bosan dengan hidupku, hanya sekedar agar ku punya seseorang untuk ku fikirkan selain Ibuku... Seseorang yang ku anggap special....
Tapi nyatanya ku sebenarnya tak menganggap bahwa ada rasa padamu... Sebenarnya tak ada... Kosong... Kau tak PENTING... Bukan APA-APA

Minggu, 05 Februari 2012

S E N D I R I

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Tak ingin sendiri... Benar-benar tak ingin.
Hari ini dapat undangan sunatan anaknya teman. Sudah janjian sama temen saya sih, tapi di SMS ga dibales-bales. Bingung mau berangkat sama siapa, kalau ke mall sendirian sih gpp tapi kalau ke undangan kan lain ceritanya. Sediiihh... banget. Baru kali ini merasakan kesedihan yang luar biasa karena harus melakukan aktifitas sendirian, kebetulan Ibu sedang sambang ke rumah mbah di Jawa.
Selama ini tak pernah mempermasalkan dan tak pernah kerepotan ketika semua harus saya lakukan sendirian. Namun kali ini entah mengapa serasa berbeda, saya baru merasakan betapa tidak enaknya sendirian.

Hmmm.... Masih menunggu.... Semoga saya dapat bertemu denganmu... Wahai calon suamiku... Jagalah hatimu untukku... Jagalah imanmu untukku... Jagalah dirimu disana... Agar ketika kita bertemu nanti semua jadi luar biasa... Indah untuk kita.... Dan semoga datang CINTA untuk kita berdua....

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selasa, 27 Desember 2011

Hanya CINTA

Cinta bukan matematika yang bisa dihitung dan ada rumusnya
Kalau saja Cinta itu bisa dirumuskan, mungkin sudah lama saya menemukan Cinta itu.
Tapi nyatanya Cinta tak berumus, bahkan Isaac Newton pun tak sanggup menemukannya
Katanya.... Cinta itu misteri. Agak berlebihan ga sieh? Itu saya tak mampu mengartikannya.
Yang pasti.... Cinta itu sebuah sejarah, yang walaupun nantinya akan hilang tapi pasti akan dikenang sepanjang masa.
Katanya.... Cinta itu buta. Bener sie... Cinta kita kepada ALLAH misalnya, membutakan kita pada kemaksiatan, pada perbuatan zina, pada korupsi (jadi... orang-orang yang korupsi adalah orang-orang yang buta akan Cinta).
Kalau diandaikan sebuah warna CINTA itu semua warna. Bisa merah muda saat saya temukan "Cinta Pertama" ketika kelas 2 SMP, hehehe.... Atau bisa berwarna Putih seperti cinta saya pada ALLAH dan kedua orang tua saya. Atau berwarna hitam ketika Cinta saya disakiti oleh seseorang. Atau berwarna Coklat ketika saya jatuh Cinta pada seseorang sekarang.... Hmmm....
Cinta tak habis dibahas..... Cinta tak perlu dibahas.... Rasakan saja.... Nikmati Cinta dan buat Ia jadi Indah.... Rasakan dengan benar dengan Bismillah dan selalu Cintai segalanya karena ALLAH. CINTA ALLAH lah yang Indahnya tak terkira dan tak terungkapkan.

Minggu, 30 Oktober 2011

Tak Berarti

Seminggu ini tak ada kejadian berarti dalam hari-hariku. Hal yang diluar kebiasaan hanya di mintai tolong kakak untuk mengantar anak-anaknya potong rambut. Nadya (15 th) dan Nina (8 th) adalah dua keponakanku yang dekat denganku selain Rangga (4,5 th). Keduanya memang sering jalan denganku, dari ganti kaca-mata sampai potong rambut memang selalu denganku. Entah kenapa Ibu mereka tidak mau mengantar. 
Tak ada lagi rutinitas yang lain, tapi ada satu hal yang aku ingat selama beberapa hari ini adalah ketika aku dikirimi sebuah Doa untuk melupakan orang yang kita cintai karena dia telah menikah atau memiliki tambatan hati lain.Sayangnya doanya sudah terhapus. Doa itu dibrikan ketika aku sedang bertanya masalah yang dihadapi oleh mantan orang yang kucintai. Mungkin perhatianku sedikit disalah artikan olehnya. Mungkin dia fikir Cinta itu masih ada. Hehehe... Lucu, tapi itulah aku, bahkan oleh orang yang telah melukai hatikupun aku masih perduli. 
Saat kutulis ini aku sedang duduk sendirian di kantor hanya ditemani ikan di akuarium dan dua buah wanita (kusebuat buah karena mereka adalah patung yang biasa dipajang di toko pakaian). Sendiri disini membuatku sedikit tenang jauh dari rumah yang selalu membuatku merasa bersalah. Entah kenapa... Mungkin karena beberapa hari ini Ibu selalu memberikanku nasehat-nasehat, beberapa hari ini selalu saja ada yang salah. Sepertinya ada sesuatu yang jadi pikiran beliau, mungkin juga tentang aku. 
Kenapa aku jadi merasa bersalah ya??? 

Selasa, 18 Oktober 2011

APAKAH?

Assalamu'alaikum.

Hari ini dilalui dengan berat. Tidak tau kenapa, padahal pekerjaan tidak terlalu banyak. Di tugaskan Ibu Bos membuat proposal, tak terlalu sulit buat saya sebenarnya. Pulang sampai sore karena harus memberi bimbel anak-anak.. Beberapa hari ini memang perasaan agak berbeda karena diingatkan kembali bahwa saya "belum berkeluarga".
Di awali hari minggu, Ibu saya mengunjungi adiknya di Teluk Dalam. Beliau pulang dengan membawa secarik kertas berisi tulisan Arab. Kata beliau saya harus membacanya sebanyak tujuh kali setiap selesai Sholat. Saya tanya untuk apa, jawab beliau agar saya segera menemukan jodoh. Awalnya saya anggap lucu tapi demi beliau saya turuti saja.
Dan itu yang membuat hati ini tak tenang kembali. Sebelumnya saya sudah bisa ikhlas menerima bahwa memang mungkin belum datang waktu yg tepat buat saya menikah Saya sudah tak menyalahkan orang-orang yang menyakiti saya atas keterlambatan ini. Saya paham bahwa ini semua sudah GarisNYA.
Saya bukan tidak menyadari bahwa Allah sudah menunjukkan kepada saya beberapa Laki-laki. Tapi apa lantas saya tak boleh memilih, memilih yang terbaik buat hidup saya dan Ibu saya. Apa lantas saya menerima begitu saja laki-laki yang dipikirannya hanya ada pikiran-pikiran kotor tentang saya? Yang menginginkan saya lebih sebagai Istrinya padahal kami belum halal satu sama lain? Yang mampu membuat saya merasakan Patah Hati yang sebenarnya?
Atau saya harus menerima laki-laki cabul yang ketika pertama bertemu sudah ingin memegang tangan saya?
Atau saya harus menerima laki-laki yang terlalu bergantung dengan Ibunya, kekanak-kanakan dan tak bisa hidup mandiri?
Atau saya harus menerima laki-laki penjual bakso keliling yang sama sekali saya tak tau wajahnya dan amat sangat baik pada saya, lelaki soleh yang telah berhasil membuat saya tau apa itu Cinta, yang menyadarkan saya bahwa jangan takut tak punya karena kita punya DIA. Yang kata Ibu saya tak baik untuk saya? Ibu yang berkata bahwa saya tak boleh bersamanya? Apa lantas saya harus durhaka hanya demi Cinta dan keyakinan saya bahwa sesungguhnya mungkin dia yang ditunjukkan Allah sebenarnya?
Apakah saya salah?? Memilih yang benar??? Atau kah saya salah menganggap itu benar untuk saya??? Saya hanya manusia biasa, yang takut akan dahsyatnya Cinta, kesengsaraan, kedzoliman. Saya hidup dengan seorang Ibu yang kini bergantung pada kehidupan saya.
Apakah saya salah mementingkan kebahagian Ibu saya???
Sedih kalau ada yang berfikir saya tak tau bahwa Allah sudah menunjukkannya pada saya. Tapi apakah benar seperti itu???? Apakah diantara mereka memang seharusnya "dia". Atau kah Allah masih menyimpan yang terbaik untuk saya??? Pada waktunya nanti.... Hanya Allah yang tau.
Saya hanya berusaha dengan sebaiknya dan semampu saya menjalani hidup ini. Saya bersabar dan percaya.Ada dia disana, menanti saya, di waktu yang tepat nantinya....

Wassalamu'alaikum

Rabu, 28 September 2011

Baru kali ini merasakan kejengkelan yang luar biasa, sampai-sampai dalam perjalanan pulang tadi meneteskan air mata. Cengeng mungkin, tapi itulah yang aku rasakan saaat ini. Semua yang terjadi dalam dunia kerjaku sekarang tidaklah sama seperti pertama kali aku sebagai Guru.
Pertama kali ngajar, awalnya memang bingung, takut salah ngomonglah, takut salah bersikaplah, bla bla bla...... Banyak sekali ketakutan-ketakutan sebagai guru baru. Namun seiring berjalannya waktu, aku belajar, belajar bagaimana menjadi Guru yang baik untuk siswa ku, rekan kerja yang menyenangkan bagi teman kerjaku, dan sahabat yang baik bagi mereka semua. Dulu di sekolah pertama aku mengajar, tugasku hanyalah mengajar. Hanya satu kesulitanku, tahun kedua aku mengajar aku diberi amanah untuk mengajar Fisika dan Biologi. Awalnya bingung harus gimana karena yang aku pahami hanyalah Matematika, tapi tetap harus dijalani dengan keyakinan bahwa "aku bisa". Dan kesulitan lainnya adalah berusaha untuk tidak menjadi kelompok manapun di sekolah, berusaha untuk tidak memihak. Susahnya dunia kerja, bukan hanya apa yang menjadi tugas utama saja yang dihadapi tetapi diluar dari pada itu masih banyak yang harus dihadapi. Namun dulu kujalani dengan hati yang Ikhlas (insyaAllah). Aku senang karena harus bertemu anak-anak yang walaupun tingkah-tingkah mereka bikin gila tapi sering kali bikin tertawa.
Sekarang semua berbeda, benar-benar berbeda. Tugas tambahan yang lain selain mengajar, kadang membuat saya kurang fokus dalam mengajar. Seringkali malas masuk kelas karena mata pelajaran yang harus saya sampaikan sama sekali saya sendiri tidak paham (sekarang saya juga mengajar Pembukuan). Belum lagi aturan-aturan yang harus saya patuhi. Sebenarnya saya bukanlah Guru yang tidak disiplin, dalam artian bahwa saya termasuk Guru yang rajin masuk, jarang terlamabat kalaupun terlambat pasti ada sebab bukan karena saya malas. Jika saya di amanhkan tugas, pasti saya lakukan sebaik-baiknya walau sering kali tidak dapat honor (hehehe....).
Sekarang, saya benar-benar merasa diri saya bukanlah Guru yang baik. Banyak hal yang saya lihat dan saya dengar tidak sesuai dengan prinsip saya. Banyak hal-hal yang saya anggap salah terjadi tanpa saya bisa berbuat sesuatu.
Satu hal yang saya harapkan untuk diri saya adalah semoga semua  bisa kembali ke pada tujuan utama saya sebagai Guru.... Memberikan ilmu.... Menyampaikan kebenaran.... Bissmillah.... Semoga bisa.....

Sabtu, 10 September 2011

Cerita di balik "Botok"

Assalamu'alaikum....
Taqabalallahu Minna Wa Minkum.... Mumpung bulan Syawalnya belum habis, saya ucapkan Met Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Dari semalam sudah membayangkan ingin belajar membuat Botok udang, jadi pagi-pagi sekali ngajak si emak ke pasar. Ternyata membuat botok itu mudah, hanya saja membungkusnya yang saya kesusahan. Sebenarnya hal ini sederhana hanya saja yang luar biasa adalah Ibu saya ini.
Pertama Beliau membuat bumbu menjadi dua bagian, saya tanya kenapa jawab beliau karena beliau ingin memberi ke Besannya (mertua kakakku yang kedua yang bernama Bu Sarnen). Kata Mama' Bu Sarnen tidak suka kalau bumbunya diulekin lombok tapi lomboknya diutuhin saja.. Kemudian Mama' memisahkan lagi adonannya kali ini tidak diberi lombok, saya tanya kenapa jawab beliau untuk Atin (istri sepupu saya). Dan ternyata masih ada lagi yang di pisahkan yaitu yang tidak ada jamurnya karena keponakan saya tidak suka jamur. Jadi ada beberapa jenis botok yang dibuat walau semua bahan sama, tapi ribet juga memmisahkannya. Hmmmm..... Setelah matang Mama' pun masih bingung menghitung, untuk si ini, untuk si itu bla bla bla....
Itulah Ibuku, seringnya beliau mementingkan orang lain dari pada keinginannya sendiri. Terlalu senang memberi "apapun" ke orang lain, sebenarnya saya pribadi tidak masalah, tapi kadang-kadang beliau suka melupakan anaknya sendiri (kasian ya kami??) hanya untuk pemberian yang adil terhadap keluarga kami yang lain.
Begitulah Ibuku, apapun yang belaiu buat tak pernah melupakan orang lain.... Hal yang saya pelajari dari membuat botok hari ini adalah.... Kesabaran, keadilan dan indahnya berbagi.... Semoga jadi surga buat Ibu... Love You Mom.....